Sang Mahasiswa : Samudra yang
Tenang di Tengah Badai
Oleh : Fadjrie Mahardika
Ristianto
Sering kali kita
mendengar kata “Mahasiswa”. Mahasiswa
ialah suatu julukan bagi seseorang yang sedang menempuh perjalanan di satu
tingkat pendidikan yaitu perguruan tinggi. Dengan julukan yang berbeda dengan
anak-anak sekolahan pada umumnya, yang dalam hal ini mendapat tambahan kata
“Maha” yang dapat diartikan dengan “yang tertinggi”. Mahaiswa ini kerap
dijadikan sebagai panutan oleh anak-anak dari kalangan SMA, SMP bahkan
anak-anak SD. Karena dengan berbagai aksinya yang mereka lihat di berbagai
media membuat anak-anak tersebut menjadikan sudut pandang mereka menganggap
bahwa mahasiswa merupakan seseorang yang keren dan berwibawa. Pada kenyataanya
memang banyak orang-orang memandang bahwa mahasiswa ini merupakan seseorang
yang sangat pandai dalam hal apapun, karena mereka menganggap bahwa seseorang
yang sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi akan mempelajari semua ilmu
yang ada sehingga menimbulkan perspektif yang berlebihan kepada mahasiswa.
Pada umumnya seorang
mahasiswa memang memiliki kemampuan yang berbeda tingkatannya dengan anak-anak
sekolahan. Karena seorang mahasiswa merupakan seseorang yang rata-rata usianya
menginjak pada fase dewasa. Maka dari itulah mahasiswa memiliki kemampuan yang
berbeda dengan anak-anak sekolahan. Mindset yang dimiliki oleh orang dewasa
cenderung lebih berkembang dibandingkan dengan anak-anak yang masih remaja. Hal
tersebut lah yang membuat mahasiswa dianggap dapat menguasai segala bidang
keilmuan. Karena sejatinya pada masa perkuliahan bukan hanya materi pengetahuan
saja yang dikembangkan oleh mahasiwa akan tetapi juga mereka membentuk dan
mengembangkan pola pikir mereka menjadi lebih kritis dan inovatif. Sehingga
dengan kemampuan tersebut terkadang mahasiswa dapat memecahkan masalah dengan
mudah bahkan dengan masalah yang belum pernah mereka hadapi.
Banyak sekali
anggapan-anggapan yang sangat membanggakan para mahasiswa. Mahasiswa ini
dianggap juga sebagai seseorang yang akan menjadi pemimpin di masa depan nanti.
Karena dengan ilmu yang didapat di masa perkuliahan ini nantinya akan mejadi
modal utama mereka untuk menjadi pemimpin di masa depan. Mahasiswa ini mempunyai
peran yang sering sekali digauangkan oleh para mahasiswa yaitu menjadi agent
of change atau agen perubahan. Peran tersebut lah yang menjadikan mahasiswa
harus bisa menyiapkan dirinya agar kelak nantinya di masa depan dapat
menjadikan tempat tinggalnya megalami perubahan yang signifikan. Selain itu ada
juga peran yang lainnya yaitu sebagai iron stock (agen intelektual, social
control (agen kontrol sosial), agen inovasi, dan agen pemersatu dan
inspirasi.
Peran-peran tersebutlah yang
menjadikan mahasiswa memunculkan gejolak-gejolak semangat dalam menjalankan aksi
terkait dengan kebijakan-kebijakan oligarki yang tidak sesuai dengan keadaan
pada masa kini. Banyak kita lihat di berbagai media bahwa sangat sering
segerombolan mahasiswa melakukan aksi demo untuk melawan para jajaran pusat di
negara ini. Mereka melakukan hal tersebut bukan hanya sekedar meluapkan emosi
saja akan tetapi mereka juga memegang peran penting untuk mempertahankan
keadilan yang berlaku di negara ini. Banyak oknum-oknum yang terkadang tidak
setuju dengan apa yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut, karena dianggap
mereka hanya membuat kericuhan dijalan. Namun ada juga banyak orang yang
mendukung hal tersebut karena dengan alasan kalo tidak mahasiswa siapa lagi
yang akan mengkritisi kebijakan yang tidak sesuai itu. Akan tetapi pada
dasarnya aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan jalan yang paling
akhir ditempuh oleh mahasiswa. Aksi demo ini dilakukan mahasiswa apabila dalam hal
audiensi dengan jajaran pusat suara mereka tidak didengar. Dalam aksi demo yang
dilakukan oleh mahasiswa pun memiliki tujuan yang baik yaitu agar mereka dapat
bernogosiasi lebih lanjut terkait dengan permasalahan yang ada.
Mahasiswa bukanlah seorang
yang asal-asalan dalam bertindak, namum mereka sangat mempersiapkan apa yang
nantinya akan dilakukan. Mereka akan berdiskusi dan mempertimbangkan terlebih
dahulu mengenai kebaikan dan keburukannya mengenai apa yang akan mereka
lakukan. Maka tidak heran mahasiswa ini sering kali bertindak dengan dengan
kompak karena perasaan mereka dipersatukan dengan nasib yang sama dialami oleh
setiap mahasiswa.
Selain aksi-aksi yang memukau
di luar, para mahasiswa sebenarnya juga memiliki tanggung jawab yang sangat
besar dalam menjalankan perkuliahan mereka. Karena perkuliahan juga bukan hanya
sekedar aksi saja melainkan juga sesuatu yang wajib yaitu mengikuti pembelajaran
di kelas dengan intensif. Pembelajaran di kelas menjadi tempat bagi mahasiswa
mendapatkan ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh dosen. Pembelajaran di
tingkat perguruan tinggi ini berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan di
sekolahan. Dimana pada saat kita masih di bangku sekolah pembelajaran di kelas
dilaksanakan dengan pendekatan yang dimana guru sebagai objek utama dalam
pembelajaran, artinya seorang guru menguasai pembelajaran di kelas tanpa
melibatkan aktif siswa-siswa untuk saling belajar. Sering kali dijumpai pada
pembelajaran SMA, para guru masih banyak yang menggunakan metode ceramah yang
mengakibatkan seorang siswanya itu cepat merasa bosan dan mengantuk sehingga
membuat materi yang diajarkan oleh guru akan sulit diterima oleh para siswa.
Sedangkan pembelajaran di kelas perguruan tinggi sangat berbeda dengan
pembelajaran yang ada di sekolah. Pada perkuliahan seorang mahasiswa
diperintahkan untuk selalu aktif dalam pembelajaran, dimana para mahasiswa
melaukan presentasi dan diskusi antar mahasiswa dan nantinya dosen hanya
memberikan materi tambahan saja. Pembelajaran seperti inilah yang membuat
mahasiswa memiliki pola pikir yang jauh berkembang dibandingkan dengan
anak-anak sekolah.
Akan tetapi para mahasiswa
kerap mengalami stres dalam melaksanakan proses perkuliahan, hal ini terkadang
disebabkan oleh sangat banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswa. Banyak mahasiswa yang sering mengeluh terhadap tugas yang diberikan
kepada mereka, karena biasanya setiap dosen itu memberikan lebih dari satu
tugas. Bayangkan saja satu semester ada sembilan mata kuliah dan setiap mata
kuliah ada dua tugas, maka hal tesebut menjadi tantangan yang cukup berat bagi
mahasiswa. Tidak jarang mahasiswa mengalami stres akibat tugas yang terlalu
banyak, dan terkadang bagi mahasiswa yang berkecukupan mereka akan menggunakan
jasa joki untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Memang pada seharusnya
seorang yang berkuliah harus siap menanggung apa saja resikonya termasuk
mendapatkan tugas yang banyak dari dosen. Karena pastinya dosen memberikan
tugas tersebut bukan tanpa alasan melainkan juga pasti untuk kebaikan para
mahasiswanya. Akan tetapi dalam kenyataanya banyak mahasiswa yang tidak melihat
ke sudut pandang tersebut, yang mereka pandang hanyalah para dosen memberikan
tugas kepada mahasiswa tanpa mengenali batas kemampuan mahasiswa tersebut.
Pemikiran tersebutlah yang membuat mahasiswa berputus asa dalam mengerjakan
tugas.
Stres yang dialami oleh
mahasiswa selain disebabkan oleh banyaknya tugas dari dosen, terkadang juga
diakibatkan dengan kesibukan mereka sendiri yaitu mengurus organisasi
mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang aktif di berbagai organisasi mahasiswa,
hal ini tentunya banyak sisi positif dan negatifnya tergantung bagaimana
mahasiswa tersebut dapat mengatur waktu mereka. Pada sisi positifnya sendiri
mahasiswa bisa memperoleh apa yang tidak mereka peroleh di dalam kelas
contohnya saja dengan kita mengikuti organisasi menjadikan kita banyak menjalin
hubungan dengan pihak-pihak luar dimana dalam hal tersebut kita dapat belajar
bagaimana berkomunikasi yang dan juga memabangun rekasi yang baik dengan orang
lain. Akan tetapi sisi negatif juga dapat muncul apabila mahasiswa tersebut
tidak dapat membagi waktu nya antara jam perkuliahan dengan jam kegiatan
organisasi, hal tersebut mengakibatkan perkuliahannya menjadi berntakan, nilai
mata kuliah menjadi turun, bahkan dapat menjadikan kita lama untuk lulus.
Kejadian itulah yang terkadang menjadikan mental mahasiswa menjadi turun karena
tidak bisa nya mahsaiswa mengatur waktu mereka sendiri.
Banyak beban yang dipikul
oleh mahasiswa selama masa perkuliahan, dimulai dari harapan besar orang lain,
beban tugas yang diberikan oleh dosen, dan juga beban pengaturan waktu terkait
dengan kesibukan di luar kuliah. Hal-hal tersebut yang menjadi mahasiswa
mengalami penurunan mental dan menjadikan mereka stres dengan keadaan yang
dijalaninya. Permasalahan-permasalahan tersebut sebenarnya merupakan hal yang
wajar dialami oleh setiap mahasiswa apalagi mahasiswa baru yang belum mengenal
lebih dalam mengenai dunia perkuliahan.
Maka dari itu untuk
menghindari semua permasalahan tersebut, seorang mahasiswa harus menyiapkan
dirinya sebelum masuk perkuliahan dengan mental yang kuat dan juga dengan
mental yang tidak mudah tergoyahkan. Selain itu untuk mencegah terjadinya
stress yang berlebihan bagi mahasiswa, mereka perlu menemukan sosok sahabat
yang megerti apa yang kita rasa. Artinya dalam dunia perkuliahan kita tidak
hanya mencari ilmu saja melainkan juga harus mencari sahabat yang dapat
dijadikan tempat untuk bercerita masalah-masalah yang dialami. Karena dengan
bercerita masalah kita kepada orang lain maka akan mengurangi beban pikiran
yang kita tampung. Maka memilih teman disini sangatlah penting dilakuakan oleh
mahasiswa agar kita tidak terbawa arus dengan teman-teman yang kurang baik
dalam pengaruh perkuliahan kita.
Selain mencari sahabat yang
pengertian, kita juga dapat mencari kekasih yang dapat saling mendukung dalam
hal perkuliahan, bukan bermaksud untuk menjalani hubungan suami istri,
melainkan kekasih pada perkuliahan ini berguna memancing semangat kita dalam
belajar. Karena dengan didampingi seseorang yang kita sayangi maka keadaan
semangat kita akan terus naik, dan hal tersebut dapat mengurangi stres pikiran
yang kita alami. Akan tetapi pada hal ini jangan sampai terlewat batas, karena
banyak mahasiswa yang terkadang tidak bisa menahan nafsunya sehinga terjadilah
hal-hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu apabila ingin mencari kekasih pada
masa perkuliahan diniatkan untuk pendukung dan peyemangat perkuliahan saja
tidak lebih dari itu, karena perjalanan seorang mahasiswa masih panjang.
Menjaga kesehatan mental pada
saat perkuliahan sangatlah penting, karena perkuliahan ini bukanlah pendidikan
yang sebentar melainkan pendidikan yang cukup memakan waktu lama dan juga
banyak beban yang dipikul. Sehingga dukungan dari segi manapun kita butuhkan
untuk mempertahankan semangat kita dalam menjalani perkuliahan. Sebagai
mahasiswa juga harus bisa mengatur emosi mereka, jangan jadikan beban yang ada
dipikiran mereka menjadi emosi tidak terkontrol. Karena seorang mahasiswa
nantinya akan menjadi pemimpin di masa depan dan juga dihadapkan dengan
problematika secara langsung di masyarakat, maka dari itu seorang mahasiswa
harus bisa mengatasi hal tersebut dengan menahan emosi mereka dan tetep
berpikir secara tenang dan mendalam bagaikan istilah “samudra yang tenang di
tengah badai”.